Beranda | Artikel
Khutbah Jumat: Mengenal Allah
Senin, 7 Juni 2021

Khutbah Jumat: Mengenal Allah ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor, pada Jum’at, 23 Syawal 1442 H / 04 Juni 2021.

Khutbah Pertama – Mengenal Allah

Mengenal Allah adalah merupakan sumber kebahagiaan seorang hamba. Dan tidak mungkin seorang hamba akan bahagia kecuali dengan mengenal Tuhannya, yaitu Allah Jalla wa ‘Ala. Karena sesungguhnya dengan mengenal Allah lah akan muncul berbagai macam kekuatan dalam menghadapi kehidupan dunia.

Tidaklah munculnya kesabaran kecuali setelah mengenal Allah, tidaklah munculnya ketabahan menghadapi musibah yang menerpa kecuali setelah ia mengetahui bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala Rabbnya Yang Maha Kuat, Maha Perkasa. Tidaklah berbagai macam ibadah akan muncul di hati kita kecuali setelah kita mengenal Allah Jalla wa ‘Ala, pemilik surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Seorang hamba yang mengenal Allah, hidupnya terbimbing, hatinya akan tentram dan dipenuhi dengan ketenangan. Sementara orang yang tidak mengenal Allah, ia akan hidup bagaikan binatang ternak, bahkan lebih buruk daripada binatang ternak.

Orang yang mengenal Allah, ketika menghadapi berbagai macam ujian dan cobaan dia akan senantiasa menghadapi dengan penuh senyum, ketabahan dan kesabaran. Karena ia tahu dibalik ujian itu akan ada pahala yang berlimpah dari Rabbnya, dibalik ujian itu ada hikmah-hikmah besar yang hanya Allah yang Maha Tahu ada apa dibalik musibah-musibah tersebut.

Ketika ia sakit, ia memohon kepada Allah akan ampunan dari dosa-dosanya, agar Allah ampuni dosanya dan agar Allah gugurkan dosa-dosanya.

Sehingga orang yang mengenal Allah pastilah ia menjadi orang yang terkuat di dunia ini. Bagaimana tidak, orang yang bertawakal kepada manusia, manusia lemah, tidak bisa membantu apa-apa. Orang yang bertawakal kepada jimat ataupun penangkal, jimat dan penangkal pun tidak bisa memberikan bantuan apapun, kalau Allah tidak izinkan. Tapi orang yang bertawakal kepada Allah karena ia mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ia akan menjadi seorang hamba yang tegar, yang berani menghadapi berbagai macam rintangan dan halangan dalam memegang kebenaran.

Maka kenalilah Allah Subhanahu wa Ta’ala, kenalilah Allah dengan nama dan sifat-sifatNya, agar kita menjadi hamba yang benar-benar faham dan benar-benar sadar siapa kita. Bahwasanya kita ini hamba Allah, bukan hamba dunia, bukan hamba kedudukan, bukan hamba harta, tapi kita ini hamba Allah. Sehingga kita benar kepada siapa kita harus menghambakan diri.

Sementara orang yang menghambakan dirinya kepada harta, ia menjadi hamba yang sama sekali tidak mempunyai pegangan yang kuat. Karena harta pasti akan mengkhianatinya dan meninggalkannya, harta tidak akan membuat ia kekal, harta tidak akan memasukkannya ia ke dalam surga, harta tidak akan menyelamatkan ia dari adzab Allah sedikitpun juga. Maka jadilah hamba-hamba Allah yang kita mengetahui tentang hak-hak Allah Jalla wa ‘Ala yang sangat agung, yaitu mentauhidkanNya, menjauhkan kesyirikan. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada Mu’adz bin Jabal:

يَا مُعَاذُ أَتَدْرِيْ مَا حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ، وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ؟

“Wahai Mu’adz, tahukah kamu apa hak Allah atas hambanya dan apa hak hamba atas Allah ‘Azza wa Jalla?”

حَقُّ اللهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوْهُ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً، وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللهِ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئاً

“Hak Allah atas hamba-hambaNya yaitu mereka beribadah kepada Allah dan tidak mempersekutukan Allah sedikitpun juga. Dan hak hamba kepada Allah bahwa Allah tidak akan pernah mengadzab orang yang tidak mempersekutukan Allah sedikitpun juga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tidak mungkin kita beribadah kepada Allah bila kita tidak mengenal Allah. Lihatlah orang-orang yang tidak mengenal Allah, mereka tidak mau sujud kepada Allah. Lihatlah orang-orang yang tidak mengenal Allah, mereka tidak mau melaksanakan shalat kecuali dengan hati yang penuh keterpaksaan. Lihatlah orang-orang yang tidak mengenal Allah, mereka lebih senang memaksiati Allah, bahkan benci kepada orang-orang yang berusaha untuk menaati Allah Jalla wa ‘Ala, hal itu karena mereka tidak mengenal Allah Jalla wa ‘Ala.

Ummatal Islam..

Kenalilah Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia-lah pencipta kita dan pencipta langit dan bumi, yang sudah menciptakan untuk kita berbagai macam kebutuhan manusia. Allah ciptakan tanaman untuk kita, tetumbuhan untuk kita, hewan-hewannya, mataharinya, oksigen dan udaranya, semua itu adalah Allah yang menyediakan untuk kita. Agar kita menjadi kemudian hamba-hamba yang bersyukur kepada Allah, yang berterima kasih kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga dengan syukurnya kita kepada Allah, Allah tambahkan nikmat kepada kita.

لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

Jika kalian bersyukur kepadaKu, Aku pasti akan tambahkan kepada kalian.” (QS. Ibrahim[14]: 7)

Ummatal Islam..

Mengenal Allah menumbuhkan keimanan dan ketakwaan, mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan seorang hamba sempurna, bahkan lebih mulia daripada para malaikat sekalipun juga. Maka saudaraku sekalian, tidakkah hati kita rindu untuk mengenal Allah, untuk bermunajat dengan Allah, beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala? Tidakkah kita ingin mendapatkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala? Dan keridhaan Allah terbesar adalah surga Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dimana keinginan itu di hati kita?

Demi Allah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengatakan bahwa sumber hidayah ada dua maca, yang pertama adalah ilmu dan yang kedua adalah keinginan. Seseorang punya ilmu tapi tidak punya keinginan, dia tidak dapat hidayah. Seseorang yang punya keinginan tapi tidak punya ilmu, dia pun tidak dapat hidayah. Maka seseorang yang punya ilmu dan dia punya keinginan yang kuat di hatinya untuk senantiasa bertaqarrub kepada Allah, senantiasa menuntut ilmu Allah dan mengamalkan ilmunya, maka ia akan menjadi hamba-hamba yang mendapatkan hidayah dari Allah Jalla wa ‘Ala.

Maka dimanakah keinginan kita untuk menjadi hamba yang benar-benar menghambakan dirinya kepada Allah? Dimanakah keinginan kita untuk mendapatkan hidayah dari Allah agar Allah berikan kepada kita kekuatan untuk senantiasa menaatiNya?

Keinginan itulah yang kemudian menjadi sumber kekuatan kita untuk menapaki jalan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Berbeda dengan orang-orang yang tidak punya keinginan.

Ummatal Islam..

Dmi Allah, mengenal Allah adalah kebutuhan kita melebihi kebutuhan kepada makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman hanya untuk kehidupan badan kita, sedangkan mengenal Allah untuk kehidupan hati kita. Mengenal Allah untuk kebaikan agama dan akhirat kita. Kita hidup di dunia hanya hanya sementara, sementara kehidupan akhirat untuk selama-lamanya.

Di sanalah akan terlihat siapa yang mengenal Allah dan siapa yang tidak mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan orang yang mengenal Allah akan bisa menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir di dalam kuburnya ketika Munkar dan Nakir bertanya kepadanya:

مَن رَبُّكَ؟

“Siapa Rabbmu?”

Di alam kubur, kita tidak akan menjawab dengan hafalan kita, akan tetapi yang menjawab adalah amalan kita. Maka ketika kita mengenal siapa Allah, kita mentauhidkan Allah, kita menaati Allah, kita membesarkan Allah, mengagungkan Allah dengan seagung-agungnya, maka saat itulah dia akan bisa mengucapkan dan menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir sebagaimana dalam hadits. Seorang mukmin ketika ditanya oleh malaikat Munkar dan Nakir “Siapa Rabbmu?” Maka dia akan berkata:

ربِّيَ اللهُ

“Rabbku Allah.”

Itulah pertolongan Allah kepada hamba, ketika si hamba berada di alam kubur.

يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ

Allah kokohkan mereka dengan ucapan yang kokoh di dunia dan di akhirat.” (QS. Ibrahim[14]: 27)

Di akhirat yaitu dijadikan ia bisa menjawab pertanyaan Munkar dan Nakir, sebagaimana itu penafsiran Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Khutbah Jumat kedua – Mengenal Allah

Mengenal Allah dengan mengenal nama-nama dan sifat-sifatNya. Orang yang mengenal nama dan sifat Allah, maka sungguh ia akan mendapatkan karunia yang agung dari Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَة وَتِسْعِينَ اِسْمًا ، مِائَة إِلَّا وَاحِدًا ، مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّة

“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, yaitu seratus kurang satu. Barangsiapa yang meng-ihsha’-nya, ia pasti masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Al-Imam Ibnul Qayyim berkata bahwa meng-ihsha’-nya itu memiliki empat tingkatan:

  1. Mencari dalil-dalilnya dari Al-Qur’an dan hadits,
  2. Menghafal nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala,
  3. Berusaha untuk mempelajari dan mendalami setiap nama-nama tersebut,
  4. Berusaha untuk mengamalkan dan mewujudkannya dalam kehidupan kita.

Ketika seorang hamba hamba mengenal bahwasanya Allah itu Ar-Rahman Ar-Rahim (Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang), maka tumbuhlah di hatinya rasa cinta kepada Allah, rasa berharap akan rahmat dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga kemudian ia berusaha mencari rahmat Allah dengan cara menaatiNya, membaca firman-firmanNya, dia berusaha mencari perkara-perkara yang dirahmati oleh Allah.

Ketika dia mengenal bahwasanya Allah Al-Khabir (Yang Maha besar) dan bahwasanya Allah Al-Qawi (Maha Kuat), maka tumbuhlah rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasa takut yang menumbuhkan ketundukan dan kepatuhan yang sempurna kepada Allah Jalla wa ‘Ala.

Download mp3 Khutbah Jumat Mengenal Allah

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download “Dosa Terbesar Adalah Kesyirikan” ini kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga menjadi pembukan pintu kebaikan bagi kita semua.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/50231-khutbah-jumat-mengenal-allah/